Lingkaran Itu Bernama Halaqoh | Masdiqk's Zone | Personal Blog of Dikha D Wijanarko

Saturday, February 8, 2014

Lingkaran Itu Bernama Halaqoh

9:38 AM

masdiqkzone.blogspot.com/
Masdiqkzone - Alhamdulillah, satu minggu sudah aku berada di kampung halaman tercinta. Masih menikmati masa-masa liburan semester yang cukup panjang. Berusaha menghilangkan penat dan kesibukan yang selama ini menjadi makanan sehari-hari di saat masa kuliah. Serta bisa berkumpul bersama orang tua dan seluruh keluarga tercinta. Melepas rindu setelah hampir empat bulan tak pulang kampung. Tak lupa aku manfaatkan masa liburan ini sebagai ajang berbakti kepada kedua orang tuaku yang sudah bersusah payah menekolahkan dan merawatku sejak kecil. Itulah sedikit aktivitas yang aku lakukan di masa liburan seperti ini. Sebenarnya masih banyak dan mungkin tak akan cukup jika aku tuliskan satu persatu.

Namun, selalu saja ada sesuatu yang aku rindukan jika masuk masa liburan yaitu masa-masa kuliah dan masa kebersamaan bersama kawan-kawan di Semarang. Terdengar aneh memang, tetapi itulah yang terjadi hampir di setiap masa liburan tiba. Di saat kuliah rasanya ingin cepat-cepat liburan begitu pula sebaliknya, di saat liburan malah ingin cepat-cepat kuliah. Perasaan ini mungkin tak hanya dirasakan olehku saja, tetapi juga oleh sejumlah mahasiswa lainnya. Yah.. begitulah manusia, plin-plan. Namun itu wajar, jika tak seperti itu bukan manusia namanya hehe..

Kawan, di akhir pekan seperti sekarang ini tak tau kenapa aku jadi rindu dengan aktivitas rutinku di kampus setiap akhir pekan (Jumat atau Sabtu). Aktivitas itu bernama halaqoh. Ya, di akhir pekan tepatnya Jumat malam atau Sabtu malam aku biasa mengikuti aktivitas halaqoh ini bersama sejumlah kawan. Kelompok halaqoh kami biasa bertempat di Masjid Ulul Albab yang merupakan masjid kampus Unnes, mushola atau masjid sekitar kampus dan juga tempat-tempat lainnya seperti taman, rumah makan dll. Sekadar informasi, halaqoh secara bahasa artinya lingkaran. Sedangkan secara istilah merupakan pengajian dimana orang-orang yang ikut dalam pengajian itu duduk melingkar. Istilah halaqoh di Indonesia umumnya sering dikaitkan dengan pengajian dalam format kelompok kecil antara 5 sd 10 orang, dimana ada satu orang yang bertindak sebagai narasumber atau sering diistilahkan murrabi dan sisanya sebagai mutarrabi.

Aku sendiri telah mengenal istilah halaqoh sewaktu aku masih duduk di bangku SMA. Saat aku aktif di organisasi Rohis (Kerohanian Islam) di SMA N Banyumas. Saat itu kami rutin mengikuti halaqoh di Sabtu sore sepulang sekolah. Waktu terus berlalu dan aku melanjutkan sekolah di Universitas Negeri Semarang. Aku menyadari bahwa ternyata di kampus juga ada yang namanya halaqoh, bahkan lebih terstruktur rapi. Masih segar dalam ingatan saat aku baru masuk, selang beberapa hari aku diajak oleh kakak senior untuk menghadiri sebuah acara di PKMU. Usut punya usut ternyata aku dicarikan kelompok halaqoh olehnya. Anehnya bukan hanya aku saja, banyak mahasiswa baru lainnya yang demikian termasuk dua kawanku dari SMA. “Alhamdulillah, masih bisa dipertemukan dengan halaqoh sebagai salah satu aktivitasku di kampus”, ungkapku dalam hati.

Kawan, berbicara mengenai halaqoh aku mempunyai pengalaman panjang bersama aktivitas ini. Selama lima semester berkuliah aku sudah 3 kali berganti kelompok halaqoh. Berbagai alasan dan pertimbangan menjadi penyebab 3 kali aku pindah. Pertama masuk aku dikelompokan berdasarkan hasil kelompok saat acara di PKMU yang aku ceritakan di paragraph sebelumnya. Saat itu aku dikelompokan bersama ADS (Aktivis Dakwah Sekolah) lainnya dari berbagai jurusan. Namun sayang, kelompok halaqoh pertamaku ini tak berlangsung lama. Seringnya peserta tak hadir membuat kelompok halaqoh ini dibubarkan. Padahal aku rasa aku sering berangkat saat itu. Akhirnya aku dipindah ke kelompok halaqoh yang lainnya.

Aku dipindah ke kelompok dimana ada satu kawanku dari SMA. Aku sangat senang kala itu karena aku pikir aku bisa bernostalgia dengannya dan juga bisa menemukan kawan baru. Awal-awal berjalannya halaqoh ini aku tak banyak mengalami kesulitan dalam penyesuaian. Murrabi dan kawanku lainnya sangat hangat dalam menerimaku. Aku pun mulai bisa berbaur bersama mereka. Namun selang beberapa kali pertemuan aku mulai menemukan ketidakcocokan di kelompok ini. Entah mengapa aku mulai merasa malas dan enggan untuk hadir. Bukan karena aku tak lagi merasakan ukhuwah ataupun sambutan hangat dari mereka. Melainkan karena sistem dan suasana yang aku rasa sudah tidak sesuai denganku. Sistem penyampaian waktu pelaksanaan halaqoh yang selalu mendadak dan tidak sesuai jadwal menjadi salah satu yang membuat aku keberatan. Selain itu suasana juga menjadi bahan pertimbanganku untuk pindah. Sekadar informasi, aku merupakan anak FBS satu-satunya di kelompok halaqoh tersebut. Walaupun memang tak bijak jika perbedaan fakultas menjadi alasan, tetapi aku merasa bahwa suasana yang tidak sesuai hati malah akan menjadi bumerang di kemudian hari. Akhirnya aku memutuskan untuk pindah dengan meminta ijin terlebih dahulu.

Kemudian aku memilih bergabung dengan kelompok halaqoh kawanku semasa SMA lainnya. Aku memilih kelompok ini karena aku sudah kenal baik dengan murrabinya, selain itu suasana yang berbeda juga menjadi bahan pertimbanganku. Di kelompokku yang baru ini aku mendapatkan hal yang sama, ukhuwah yang erat dan sambutan yang hangat menjadi cirri khas dari setiap halaqoh. Oleh sebab itulah aku nyaman dengan aktivitas ini dan sangat menyesal jika melewatkannya. Aku melewati waktu yang cukup panjang bersama kelompok ini. Pernah suatu ketika sang murrabi mengajak para mutarrabi termasuk aku untuk pergi memancing bersama. Pengalaman memancing bersama kawan-kawan menjadi salah satu pengalaman berharga semasa kuliah. Pengalaman itu aku dapatkan di kelompok ini. Namun sayang beribu sayang, aku harus berpindah kelompok halaqoh lagi dan lagi. Kali ini bukan karena seringnya mutarrabi yang tak hadir ataupun sistem dan suasana yang tak sesuai harapan, melainkan karena kebutuhan. Sang murrabi menjelaskan alasan dipindahkannya kami karena kebutuhan saja. Mengharuskannya mutarrabi berasal dai fakultas yang sama menjadi alas an kuat dipindahkannya kami. Dengan adanya mutarrabi dari fakultas yang sama, akan memudahkan bagi murrabi dalam memonitoring kita para mutarrabi. Kita juga akan lebih mudah menyatukan visi dan misi jika kita tinggal dalam satu atap fakultas yang sama. Akhirnya harus pindah lagi.

Di kelompok halaqoh ke-4 inilah aku berada. Bersama murrabi yang kece pake banget dan kawan mutarrabi yang geje juga pake banget inilah aku mengikuti halaqoh sampai sekarang. Kelompok halaqoh paling asyik jika aku harus membandingkan dengan ke-3 kelompok sebelumnya. Suasana yang riang penuh canda tetapi juga kadang garing inilah yang membuatku nyaman. Harapannya kelompok ini bisa menjadi kelompok halaqoh terakhirku. Aamiin..


Kawan, lingkaran itu bernama halaqoh. Lingkaran yang insya Alloh selalu dinaungi sayap para malaikat. Lingkaran yang insya Alloh selalu diridhai oleh Sang Pemilik Jagat Raya dan lingkaran yang insya Alloh tidak akan pernah bengkok. Akan selalu melingkar laksana matahari dan akan selalu kuat laksana rantai besi. Salam semangat kawan-kawanku.. ^.^
masdiqk

Diposkan oleh

Saya adalah orang biasa yang mencoba menjadi luar biasa. Ngeblog karena hobi dan ingin jadi Guru sekaligus penulis. Aamiin Insya Alloh.

0 comments:

Post a Comment

 

© 2012-2014 Masdiqk's Zone | Personal Blog of Dikha D Wijanarko - All rights resevered | Designed by Templateism | Modified by Masdiqk

Back To Top