Archive for February 2013

Wednesday, February 27, 2013

Akankah Kita (sepeduli) Dia?

Akankah Kita (sepeduli) Dia?
Masdiqkzone - Islam memang agama yang sempurna, dimana segala aspek kehidupan dibahas didalamnya. Islam memang agama yang besar, lahir 14 abad yang lalu dan pengaruhnya masih kuat hingga saat ini. Bahkan kelak hingga hari akhir. Dibawah naungannya, umat manusia yang taat beribadah yaitu mereka yang senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya lah yang akan selamat. Tak seorangpun yang bisa menyangkal fakta-fakta tersebut. Bangsa-bangsa di seluruh duniapun baik secara terbuka maupun tertutup menyatakan kekagumannya terhadap Islam. Pernyataan saya ini bukanlah sebuah opini belaka yang saya dapat dari media masa baik cetak maupun elektronik, tetapi fakta yang saya dapat dari sebuah pengalaman pribadi. Pengalaman ini saya alami saat saya dan tiga orang teman mendapat kesempatan diwawancarai oleh seorang peneliti dari Jepang. Begini ceritanya.

Selasa, 26 Februari 2013 saya berangkat ke kampus karena mendapatkan undangan untuk menghadiri LPJ dan Rapat Kerja Hima Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Unnes. Dikarenakan acara yang belum dimulai, saya pergi menuju ruang tata usaha berencana untuk menanyakan perihal pengisian KRS (Kartu Rencana Studi). Kebetulan hari itu merupakan pengisian KRS tahap dua. Saat saya sedang berbincang-bincang dengan kakak kelas, Ketua jurusan datang menghampiri kami dan bertanya kepada kakak kelas terkait keikutsertaannya di Obsesi (Rohis Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris). Kebetulan kami berdua adalah anggota Obsesi, sehingga beliau mengutarakan maksud dan tujuannya kepada kami. Kami terlibat dalam perbincangan yang cukup panjang, intinya adalah beliau meminta bantuan kepada kami (Obsesi) untuk bersedia menemani sahabatnya yang dari Jepang untuk diwawancarai. Diketahui bahwa sahabatnya tersebut sedang melakukan penelitian terkait Islam di Indonesia. Saya berfikir bahwa ini merupakan kesempatan yang bagus, dan hal senada juga disampaikan kakak kelas kepada saya. Oleh karena itu kami menyatakan sanggup untuk membantu, dan perbincangan diakhiri dengan pesan beliau untuk menghubungi saya nanti jika sahabatnya sudah siap.

Selepas mengikuti LPJ Hima, sayapun makan di warteg dekat kampus dimana tiba-tiba masuk sms dari Bu Issy (Ketua Jurusan). Beliau berpesan kepada saya untuk datang ke gedung B8 pukul 1 siang agar bertemu dengan sahabatnya tersebut. Singkat cerita sahabat dari Jepang itupun sampai pada pukul 13.30. Dengan mengajak tiga kakak kelas yang kebetulan berada dalam satu organisasi dengan saya, mereka adalah Bowo Hafiedz Soffan, Shofia Desy Rohmawati dan Uswatun Nangimah. Kami berempatpun masuk ke ruang ketua jurusan dimana sahabat dari Jepang tersebut sudah berada di dalam. Perkenalanpun terjadi, nama beliau adalah Prof Satomi. Beliau merupakan seorang muallaf dengan nama Islam Nur Khasanah. Setelah sedikit berbincang-bicang, diketahui bahwa Prof Satomi sudah lama mengenal Indonesia karena pada tahun 1987 beliau pernah menimba ilmu di Surakarta tepatnya di UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta). Tak heran jika bahasa Indonesianya sudah lancar. Setelah kami tanyakan ternyata beliau sedang menjalani penelitian selama tiga tahun mengenai kehidupan dan budaya Indonesia. Selama 20 hari berada di Indonesia, setiap 4 hari beliau berpindah kota. Saat ini beliau berada di Semarang dan selanjutnya akan menuju Jogjakarta.

Sebenarnya saya sedikit ragu (tidak tahu ketiga teman saya) saat berbincang dengan beliau, ragu jika nanti salah berucap. Namun pada akhirnya ya dibawa santai saja. Pertanyaan demi pertanyaan terlontar dari bibir beliau. Beliau banyak bertanya perihal kegiatan keislaman dikampus, terutama lembaga atau organisasi. Kamipun menjelaskan kepada beliau bahwa organisasi Islam  di Unnes berbeda bergantung tingkatnya. Mulai dari tingkat universitas, fakultas dan jurusan. Secara perlahan kami menjelaskan secara terperinci organisasi-organisasi tersebut beserta namanya. Selanjutnya beliau bertanya perihal program pembinaan Islam di kampus. Kamipun menjelaskan panjang lebar terkait program mentoring dikampus, mulai dari apa itu mentoring, waktu pelaksanaannya, tujuannya, materi yang disampaikan dan masih banyak lagi. Saya sampai lupa karena terlalu banyaknya pertanyaan yang diajukan beliau. Namun intinya adalah beliau sangat tertarik dan mengapresiasi sekali jawaban kami atas pertanyaannya.

Satu pertanyaan menarik dari beliau adalah saat beliau bertanya mengenai cita-cita kami berempat. Mulai dari mba Uus yang sebelum jadi guru ingin bekerja untuk mencari pengalaman. Mba Desy yang ahli dalam bidang ekonomi dan ingin meneruskan kuliah di bidang ekonomi serta berwirausaha. Mas Bowo yang ingin berwirausaha di bidang design, dan saya yang juga ingin berwirausaha. Beliau sempat bercerita saat menyinggung masalah komik bahwa maraknya komik di Jepang yang tidak sesuai dengan aslinya. Maksudnya adalah sesuai dengan sejarah yang sebenarnya. Kita tahu bahwa mangaka (*pembuat komik Jepang) kebanyakan mengambil sumber dari sejarah-sejarah dunia seperti perang salib dsb. Mereka membuat tanpa tahu sejarah aslinya, itulah yang membuat Prof Satomi sedikit kecewa. Prof Satomi sendiri merupakan dosen agama Islam di Jepang (kalau tidak salah). Sehingga beliau tahu betul akan hal tersebut. Beliau juga berpendapat bahwa para mangaka melakukan hal itu karena mereka kekurangan ide.

Satu lagi pertanyaan yang cukup saya ingat, beliau bertanya mengenai pandangan kami terhadap Amerika dan Inggris. Sebuah pertanyaan yang menurut kami cukup sulit karena keterbatasan kami tentunya. Kamipun menjawab sepengetahuan kami saja bahwa Amerika dan Inggris merupakan Negara Adi Kuasa yang secara tidak langsung menguasai dunia. Baik dari segi ekonomi, militer dan paham.

Perbincangan kami berlangsung hampir sekitar satu jam, pertanyaan demi pertanyaan telah disampaikan dan kami jawab semampunya, pertemuan itupun kami akhiri dengan berfoto bersama. Sungguh pengalaman yang luar biasa bisa bertemu dan berbincang langsung dengan Prof Satomi. Seorang Muallaf dari Jepang yang sengaja datang ke Indonesia hanya untuk belajar tentang budaya dan Islam.


Dari pengalaman saya ini, saya bisa menegaskan lagi akan keistimewaan Islam di awal tulisan ini. Bahwa Prof Satomi merupakan muallaf Jepang yang sangat peduli terhadap Islam, padahal belum tentu orang lain di Jepang bisa menerima agama suci ini. Beliau hidup di negara dengan minoritas muslim saja begitu sangat pedulinya terhadap Islam, apalagi kita yang hidup dengan mayoritas muslim terbesar di dunia. Apakah kita akan sepeduli mereka..? tentu harus iya, bahkan lebih.  
Powered by Blogger.

 

© 2012-2014 Masdiqk's Zone | Personal Blog of Dikha D Wijanarko - All rights resevered | Designed by Templateism | Modified by Masdiqk

Back To Top